Aku tak berani berharap masa itu akan datang atau mungkin lebih baik lagi.
Aku berhenti berharap biar tak perlu lagi aku terlunta-lunta dalam kasih tak bersambut,tapi sungguh jika ada masa itu datang sekali ini saja aku mau untuk tidak mengenalmu,apalagi mencintaimu.
Selamanya aku akan merengkuhmu dengan segala dayaku. Ah, aku berharap lagi waktu telah memeluk rindu dalam cakrawala yang bergerak menghitung hari.
Karna entah sudah berapa hari kuhabiskan waktuku dengan berbalut sepi yang mengigit.
Tersia-sia atau tidak, aku juga belum menemukan tanda jawabnya yang kutahu dan ku mau.
Aku akan terus mengiring hari dengan satu cintaku, untukmu aku percaya.
Tak pernah ada kata salah untuk mencintai cinta yang ku yakini dalam riak diam air.
Kusandarkan diri pada jembatan rapuh ini,menebang daun-daun bambu dibelantara pagi. Makin hari,maki jauh kudekap rindu makin dalam kulukai jiwaku.
Aku lagi-lagi terseret arus mimpi yang selalu memintal NAMAMU bergema dan bergema, menabuh genderang hati menyemai kembali cinta yang terkubur bisu.
Apa yang tersisa dari sebuah PENANTIAN SEMU? Ternyata hanya sepi yang memangut ruang kosong menyeka peluh tanpa ada henti.
Tapi entah mengapa tak jua sirna asa cinta yang meronta di batas pagi.
Memungut embun yang berlomba membasahi bunga ditaman.
Sejujurnya rasanya aku ingin mengekor BINTANG, biar bisa kuterangi sudut hati yang merenggang rindu. Karna memang tak kuasa rasanya memikul beban cinta ini terlalu dalam. Merobek rasa tanpa semilir janji sekalipun tak pernah terucap. sia-sia .........
Apakah gelisah itu masih tinggal dilubuk hatimu? Andai itu ada, akan kubangun jembatan untuk menyatukan sungai dengan samudera.
Aku disini masih SETIA dengan cintaku, setidaknya..... :-)