2013-04-19

Di Persimpangan Mimpi

Ada kata yang tak terucap disaat kau membutuhkan. Apakah salahku yang terlalu diam? Atau hanya kesalahpahaman yang mengambang?

Aku melihat hujan hari ini. Tetesannya membeku ketika jatuh menyentuh pelupuk mataku. Aku menyadari satu hal bahwa aku bisa menangis lebih keras dari yang seharusnya.

Ada mimpi yang belum kita kejar. Atau mungkin hanya bayanganku ketika kau menyadarkan bahwa aku dan kau sejak awal berada di persimpangan jalan? Aku tak mengerti dirimu. Aku tak mengerti alasanmu meninggalkanku.

Namun sesungguhnya bila suatu saat nanti kau rindu aku, aku telah merindumu dari dulu.

2013-04-17

Think All Ways

Aku lupa kapan pikiranku pernah penuh sesak. Terkadang ronggapun tak terselip disana barang sejengkal. Namun yang kuingat, sesaat kemudian tanpa kusadar aku tertidur pulas.

Aku tak bermimpi tentang bayangan yang nyata dalam ingatanku. Bayanganku selalu samar. Entah karna tak pernah diisi ulang atau perlahan-lahan aku melupakan. Yang aku tau, pikiranku penuh.

Ada sedikit tawa, banyak menggerutu, sedikit kenangan, manis ucapan, semua hal itu berkembangbiak layaknya mikroba yang menyakiti pikiranku.

Yah, aku tau, sadar tidak sadar, ingin tidak ingin, aku masih berpikir.

2013-02-08

Menari Ditengah Hujan

        PenyertaanMu sempurna, rancanganMu penuh damai, aman dan sejahtera walau ditengah badai…” Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik kejam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri. Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untu makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Aku sangat terkejut dan berkata, ?Dan Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?? Dia tersenyum ketikatangannya menepuk tanganku sambil berkata, ?Dia memang tidak mengenali saya,tapi saya masih mengenali dia, kan?Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tanganku masih tetap merinding. Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku?Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalahmenerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.Bagiku pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. Hidup bukanlah perjuangan menghadapi badai, tapi bagaimana tetap menari di tengah hujan.


                                                 

Saat aku meminta sekuntum mawar lantas Engkau memberiku sekantung benih mawar. Jelas aku kecewa,mengapa hanya itu yang Engkau beri padaku,apakah terlalu aneh yang aku inginkan? Dan,lagi-lagi aku hanya terdiam dan memandangi kantung benih itu. Berhari-hari sama sekali tak pernah ku menyentuhnya. Namun entah daya apa,seiring waktu ku mulai mencoba menanam dan merawatnya hingga tumbuh dan aku mulai berfiki .betapa bodohnya aku yang tak menyadari nikmat yang telah Ia berikan padaku. Bukankah ini adalah pembelajaran tentang proses? tentang kesabaran,keteguhan dan keyakinan? Kini aku mengerti bahwa Ia tak hanya memberi apa yang aku mau,tapi dia mengajari ku untuk lebih menerima dan memaknai setiap hal yang Ia berikan. Aku harus lebih bersyukur, dan rasa syukur itu yang akan membahagiakan hidupku dengan carannya tersendiri,kelak.

Penantian(ku)


Manusia memang tempatnya salah
Jadii haruskah aku menyalahkanmu atau menyalahkan diriku sendiri?
Yang tetap bertahan meski engkau(telah) pergi

Disini sepi sayang..
Tapi aku tak menangisi kepergianmu
Hatiku sunyi… sungguh sunyi…
Tanpa manis kata manjamu

Kini aku berfikir untuk tak menyalahkan siapapun
Menunggumu aku takkan merasa sia-sia
Jika perpisahan itu adalah kejujuran hatimu
Biarkan puisi ini menjadi puisi penantianku

                                                                                                                 With love,me





Come back my love

Erasing memories we had together. As is nothing happened I say I don't know you, but my heart recognizes you at first. All the time spent with you is waiting for you. 
My last love, it's only you. I wait for you until the end of the world.
I wait for you until the moments fate forbids.
Now, I can give you my everything. Can't you come to me,my dear love?
The monologue was left by your empty side. As I didn't take your hand when you were by my side. I will never let you go again. 
I missed you..
Imissed you, my heart grows burdened too uch.
Step to you are becoming slow, but I will love you like how I meet you first time.
I will give love to my stopped heart.
                                                        
                                          With love, me





Sebut ini penantian



Aku tak berani berharap masa itu akan datang atau mungkin lebih baik lagi.
Aku berhenti berharap biar tak perlu lagi aku terlunta-lunta dalam kasih tak bersambut,tapi sungguh jika ada masa itu datang sekali ini saja aku mau untuk tidak mengenalmu,apalagi mencintaimu.
Selamanya aku akan merengkuhmu dengan segala dayaku. Ah, aku berharap lagi waktu telah memeluk rindu dalam cakrawala yang bergerak menghitung hari.
Karna entah sudah berapa hari kuhabiskan waktuku dengan berbalut sepi yang mengigit.
Tersia-sia atau tidak, aku juga belum menemukan tanda jawabnya yang kutahu dan ku mau.
Aku akan terus mengiring hari dengan satu cintaku, untukmu aku percaya.
Tak pernah ada kata salah untuk mencintai cinta yang ku yakini dalam riak diam air.
Kusandarkan diri pada jembatan rapuh ini,menebang daun-daun bambu dibelantara pagi. Makin hari,maki jauh kudekap rindu makin dalam kulukai jiwaku.
Aku lagi-lagi terseret arus mimpi yang selalu memintal NAMAMU bergema dan bergema, menabuh genderang hati menyemai kembali cinta yang terkubur bisu.
Apa yang tersisa dari sebuah PENANTIAN SEMU? Ternyata hanya sepi yang memangut ruang kosong menyeka peluh tanpa ada henti.
Tapi entah mengapa tak jua sirna asa cinta yang meronta di batas pagi.

Memungut embun yang berlomba membasahi bunga ditaman.
Sejujurnya rasanya aku ingin mengekor BINTANG, biar bisa kuterangi sudut hati yang merenggang rindu. Karna memang tak kuasa rasanya memikul beban cinta ini terlalu dalam. Merobek rasa tanpa semilir janji sekalipun tak pernah terucap. sia-sia .........
Apakah gelisah itu masih tinggal dilubuk hatimu? Andai itu ada, akan kubangun jembatan untuk menyatukan sungai dengan samudera.


Aku disini masih SETIA dengan cintaku, setidaknya..... :-)